15.3.12

deux~

"Whoam!"

Moira, enambelas tahun (no, coret itu, bulan depan iya berumur tujuhbelas), menguap sebesar-besarnya dan merenggangkan tubuh mungilnya ke kanan dan kiri, melemaskan ototnya yang keram. Siapa kira ternyata 20 soal Fisika mampu membuat seluruh tubuhnya keram? Otaknya? Jangan tanya! Rasanya Moira mau mati lalu hidup lagi ketika soal cap Pak Ali 'terhidang' di hadapannya.

Bwle! Bohong deh. Moira tentu saja mampu menjawab soal-soal itu, Moira gitu loh! He he!

"Ahoy! Fighting!" teriaknya pada Kallindra dari balik jendela seatmatenya, yang langsung membalas seruannya itu dengan cengiran lebar. Tindakannya membuahkan pelototan dari Pak Ali yang sedari tadi berdiri di depan pintu kelas. Moira nyengir saja lalu meminta izin ke kantin.

Yeah, well, memangnya apa lagi yang ia bisa lakukan? Bel pergantian pelajaran masih duapuluh menit lagi dan Moira tipe manusia yang mudah bosan. Lalu, kalau Moira sudah bosan, ia akan melakukan hal-hal random. Duh, tidak deh, merandomnya nanti saja, masih pagi.

Kantin di saat jam pelajaran begini tentu sepi, Moira bersenandung pelan.

"Ibunya, kopsus satu ya! Di gelas!"

Duduk dimana ya? Hmm? Sepasang orbs cokelatnya menyisir kantin sekolahnya, memilih posisi tempat duduk terkece dan terpewe.

Wait...?

"Rwamwon!"

Oopsi-daysies, sepertinya ia terlalu heboh karena hampir seluruh pasang mata tertuju padanya. Nyengir lebar, Moira menghampiri sobatnya.

"Madol ya kau?" tanyanya, lalu duduk di kursi di hadapan Ramon. "Ck. Ck. By the way, pelajaran apa?"

Basa basi. Habis tak ada teman bicara.

(note: Kopsus teh kopi susu, enak loh enak. Iya, postingan kali ini Bahasa Indonesia :D. Cinta negeri.)