28.2.13

Mireille's 2.2


Mireille melirik pengemis yang berjalan perlahan ke arahnya, seolah tidak ingin menakuti dirinya. Kilat mata pengemis itu mengingatkan gadis ini pada kilat mata Dante setiap kali laki-laki itu melihatnya berlutut di hadapan Dante, all ready and presented only for him. Kilat mata predator saat melihat mangsanya.

Ia merapatkan jaketnya, menarik napas dalam sebelum memberanikan diri mengangkat pandangannya dan menatap langsung pada pengemis yang semakin mendekat dan kedua ujung bibirnya terangkat membentuk senyum sadis. It’s alright Mireille, ia mencoba menenangkan dirinya, mencoba mengatur detak jantungnya yang seolah memompa darah lebih cepat ke seluruh tubuhnya.

Mireille mencoba terlihat tenang dan menampakkan postur seberani mungkin, langkahnya tidak dipercepat ataupun diperlambat. Ia baru saja menghela napas lega saat ia melewati pengemis itu sebelum ia merasakan sebuah tangan menariknya ke aspal, mengukung kedua tangannya agar tidak mampu berontak. Ia menendang, seluruh tubuhnya berontak mencoba melepaskan diri dari kungkungan kedua tangan itu. Suaranya terdengar serak ketika akhirnya ia berteriak, “Lepas! Lepasin!” dan semuanya menjadi gelap.

Note : Maaf ya pendek. Maaaf. .____.

26.2.13

What is your biggest fear?

via : here

Mine is my thoughts. 

As they say, think positive. 

 And, I fear that I will stop thinking positive and everything will be all dark and no magic.

Then, what is yours? 

20.2.13

A little something.


Mireille Moreau  - Àstrid Bergès-Frisbey 
via : here


Dante Hannigan  - Gaspard Ulliel 
via : here

Writer's excuse on why their name are so bule-ish. Oh, well.... *digiles* Ah, saya capek nyari sanskrit, nanti ya kapan-kapan Mahardian Family saya keluarin, mereka berdiam terlalu lama di pojok pikiran penuh debu saya. Eniwei, ini sekedar intermezzo. Credit untuk para admin cantik yang setia mengupload imej-imej serta gif-gifnya Mas Gaspard yang ganteng dan Mbak Astrid yang cantik. 

Peace, irakeil. ;)

14.2.13

Mireille's 2 : 1


Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start

“Why did I do I wrong, huh? Did I do something terrible in the past?!”

Mireille tidak peduli kalau ia dikira orang gila, berteriak entah kepada siapa di tengah jembatan penyebrangan seperti ini. She doesn’t care anymore. Napasnya tersenggal, kedua matanya terasa gatal setelah berjam-jam menangis. Tubuhnya gemetar setiap kali membayangkan hal-hal yang Dante telah lakukan kepadanya. What did she do wrong?

“It’s okay, it won’t hurt you,” ucap Dante dalam suara yang lembut, seperti seorang kakak kepada adiknya. Yeah?
“Why did you do this to me?” suara Mireille lirih, hampir tidak terdengar diantara suara musik kencang yang kakaknya sengaja putar. Tubuh Mireille gemetar, kedua tangannya terangkat menghalangi tubuh Dante agar tidak lagi mendekat. Pointless, she knows.
“Shhh. Don’t cry. It won’t hurt, we already did this before.” Dante tersenyum sembari mengusap air mata Mireille, lalu menarik tubuh gadis itu mendekat padanya dan berbisik, “Relax, ma chérie.”

She feels tainted.

She is tainted.

Gadis itu memeluk tubuhnya yang penuh lebam, jaket yang dikenakannya tidak cukup tebal dan panjang untuk menutupi pakaian yang dikenakanya, sebuah baju terusan berwarna pink yang bahkan tidak sampai lututnya. She feels lost. Sebuah suara menarik perhatiannya, seorang pengemis berwajah sangar berjalan mendekat ke arahnya. Mireille memalingkan wajahnya, mengutuk dirinya yang begitu bodoh berteriak seperti orang gila haus perhatian di tengah malam dan hanya mengenakan pakaian setipis dan sependek ini.

So be it… pikirnya pahit.

Note : *ma chérie : my dearest/my darling, well something like that.
          *The Scientist – Coldplay.