14.2.13

Mireille's 2 : 1


Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hard
Oh, take me back to the start

“Why did I do I wrong, huh? Did I do something terrible in the past?!”

Mireille tidak peduli kalau ia dikira orang gila, berteriak entah kepada siapa di tengah jembatan penyebrangan seperti ini. She doesn’t care anymore. Napasnya tersenggal, kedua matanya terasa gatal setelah berjam-jam menangis. Tubuhnya gemetar setiap kali membayangkan hal-hal yang Dante telah lakukan kepadanya. What did she do wrong?

“It’s okay, it won’t hurt you,” ucap Dante dalam suara yang lembut, seperti seorang kakak kepada adiknya. Yeah?
“Why did you do this to me?” suara Mireille lirih, hampir tidak terdengar diantara suara musik kencang yang kakaknya sengaja putar. Tubuh Mireille gemetar, kedua tangannya terangkat menghalangi tubuh Dante agar tidak lagi mendekat. Pointless, she knows.
“Shhh. Don’t cry. It won’t hurt, we already did this before.” Dante tersenyum sembari mengusap air mata Mireille, lalu menarik tubuh gadis itu mendekat padanya dan berbisik, “Relax, ma chérie.”

She feels tainted.

She is tainted.

Gadis itu memeluk tubuhnya yang penuh lebam, jaket yang dikenakannya tidak cukup tebal dan panjang untuk menutupi pakaian yang dikenakanya, sebuah baju terusan berwarna pink yang bahkan tidak sampai lututnya. She feels lost. Sebuah suara menarik perhatiannya, seorang pengemis berwajah sangar berjalan mendekat ke arahnya. Mireille memalingkan wajahnya, mengutuk dirinya yang begitu bodoh berteriak seperti orang gila haus perhatian di tengah malam dan hanya mengenakan pakaian setipis dan sependek ini.

So be it… pikirnya pahit.

Note : *ma chérie : my dearest/my darling, well something like that.
          *The Scientist – Coldplay.


No comments:

Post a Comment